Layanan 4G telah hadir di Stockholm pada awal bulan ini. Layanan tersebut menjanjikan kecepatan data hingga 100Mbps. Pada kenyataannya, kecepatan yang didapat tidaklah maksimal, pelanggan layanan tersebut hanya dapat memperoleh data dengan kecepatan sekitar 46Mbps. Tentu Anda bertanya-tanya, kapan layanan tersebut masuk ke Indonesia? Apakah masyarakat Indonesia membutuhkan layanan dengan kecepatan seperti itu (sampai 100Mbps)? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, CHIP diundang oleh Nokia Siemens Network untuk mengetahui lebih lanjut mengenai masa depan teknologi telekomunikasi, khususnya untuk pasaran Indonesia.
Untuk menjelaskan masalah tersebut, NSN menghadirkan Salman Zafar, Head of Strategy and Business Development NSN Indonesia dan Yohanes Denny, Market Intelligence Unit NSN Indonesia. Pembahasan mengenai masa depan teknologi telekomunikasi tersebut diadakan langsung di kantor NSN Indonesia, terletak di Menara Mulia, Jakarta.
Pada awalnya, NSN menjelaskan betapa besarnya kebutuhan data untuk sekarang dan masa depan. Saat ini, kebutuhan data sudah sangat besar. NSN mencontohkan kehadiran YouTube, sebuah website yang menyediakan layanan upload video. YouTube harus menyediakan bandwith yang sangat besar untuk upload video user dan juga bagi mereka yang ingin melakukan video streaming. Facebook juga menjadi contoh nyata. Jumlah pengguna Facebook sendiri telah mencapai 350 juta pengguna. Tentu Anda dapat membayangkan berapa jumlah bandwith yang harus dimiliki oleh Facebook, bukan?
Bagaimana dengan tren konsumen di Indonesia? Akses broadband sudah menjadi bagian penting dari kehidupan banyak orang saat mereka bekerja, di rumah, dan berada di perjalanan. Riset dari NSN menunjukkan bahwa Indonesia sedang berada dalam fase transisi dari adopter menjadi orientasi gaya hidup. Broadband sudah meningkatkan gaya hidup mereka tetapi masih sedikit efeknya terhadap produktivitas.
Penggunaan bandwidth di Indonesia pun sebenarnya tidak begitu besar. Masih banyak pengguna masih menggunakan Internet hanya sekedar untuk browsing saja (menurut hasil penelitian). Dengan kata lain, belum terlalu diperlukan kecepatan data yang tinggi, seperti yang dijanjikan layanan 4G.
Untuk menjelaskan masalah tersebut, NSN menghadirkan Salman Zafar, Head of Strategy and Business Development NSN Indonesia dan Yohanes Denny, Market Intelligence Unit NSN Indonesia. Pembahasan mengenai masa depan teknologi telekomunikasi tersebut diadakan langsung di kantor NSN Indonesia, terletak di Menara Mulia, Jakarta.
Pada awalnya, NSN menjelaskan betapa besarnya kebutuhan data untuk sekarang dan masa depan. Saat ini, kebutuhan data sudah sangat besar. NSN mencontohkan kehadiran YouTube, sebuah website yang menyediakan layanan upload video. YouTube harus menyediakan bandwith yang sangat besar untuk upload video user dan juga bagi mereka yang ingin melakukan video streaming. Facebook juga menjadi contoh nyata. Jumlah pengguna Facebook sendiri telah mencapai 350 juta pengguna. Tentu Anda dapat membayangkan berapa jumlah bandwith yang harus dimiliki oleh Facebook, bukan?
Bagaimana dengan tren konsumen di Indonesia? Akses broadband sudah menjadi bagian penting dari kehidupan banyak orang saat mereka bekerja, di rumah, dan berada di perjalanan. Riset dari NSN menunjukkan bahwa Indonesia sedang berada dalam fase transisi dari adopter menjadi orientasi gaya hidup. Broadband sudah meningkatkan gaya hidup mereka tetapi masih sedikit efeknya terhadap produktivitas.
Penggunaan bandwidth di Indonesia pun sebenarnya tidak begitu besar. Masih banyak pengguna masih menggunakan Internet hanya sekedar untuk browsing saja (menurut hasil penelitian). Dengan kata lain, belum terlalu diperlukan kecepatan data yang tinggi, seperti yang dijanjikan layanan 4G.
0 komentar:
Post a Comment