17 November 2009

BAKU HANTAM DI DPRD

Tadi sekitar setengah tujuh selepas magrib,saya makan sambil nonton berita metro.Beritanya anggota DPRD baku hantam tepatnya di DPRD Dumai Riau.Melihat berita ini saya jadi tertawa kok bisa ya hal ini terjadi,bukankah anggota DPRD itu adalah orang yang berpendidikan,tapi kenapa emosi mereka tidak bisa di kendalikan,memangnya pemerintahan kita adalah ajang baku hantam,beda pendapat kan hal yang wajar dan itu merupakan cerminan dari demokrasi,tapi yang terjadi sama negara kita beda sepertinya demokrasi itu semua harus sama kalau tidak awas nanti saya tonjok kamu,wah...wah...kayak anak kecil saja dong.Semua orang boleh berpendapat,mengkritik.Tapi pendat dan kritik di sini bukan pendat atau kritik orang yang tidak berpendidikan pasti tau apa yang mesti di utarakan apa yang mesti di kritik.Kata-kata apa atau kalimat apa yang pantas saya ucapkan sehingga tidak ada pihak yang tersinggung dengan pendapat saya,begitupun dengan kritikan harus punya etika,nah yang mendapat kritikpun harus rela menerima atau mendengar tanpa perlu emosi,seharusnya kita belajar dari kritik ini,bukankah dengan kritik ini kita bisa tahu apa kekurangan kita,apa yang mesti di benahi,tapi kalo yang terjadi adalah baku hantam sungguh memalukan,negara kita bahkan bisa di tertawakan oleh negara-negara lain.

Tugas anggota dewan kan adalah mewakili masyaraat luas,bagaimana caranya agar masyarakatnya mendapat penghidupan yang layak,pendidikan dan lainnya.Tapi kalo dilihat kejadian ini sepertinya anggota Dewan duduk di sana hanyalah mewakili partainya saja,tanpa memikirkan masyarakatnya.Pemilu hanyalah di jadikan simbol,janji-janjinya hanyalah janji palsu.
Kalau kelakuan Dewannya saja begitu gimana bisa mengatur masyarakat dan mengayominya untuk membawa menuju masyarakat adil dan makmur.
Tapi kejadian ini bukan terjadi di daerah saja bahkan di pusat juga sering terjadi,contoh kecil saja kalau melihat anggota dewan sedang sidang,dalam berintrupsi saja kayak anak kecil saling berebut seperti anak kecil rebutan permen,harusnya satu bicara biarkan dulu selesai.Bagaimana bisa mengerti apa yang diutarakan belum selesai bicara sudah pada ngotot-ngotan.Ingat ada ATURAN........
Marilah kita berpendapat,mengkritik tapi yang bermutu alias tidak menyinggung pihak manapun,tinggalkan pendat pribadi.Wakililah masyarakat,sungguh berdosa kalau tugas yang dipercayakan oleh masyarakat tidak dilakasanakan semestinya,betapa kecewanya.Janganlah membodohinya...karena kalau dilihat dari berita-berita sepertinya anggota dean itu tidak pernah memikirkan masyarakatnya hanya mewakili kepentingan sendiri-sendiri.

Masukkan Code ini K1-473F57-C
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Artikel Terkait:

0 komentar:

Post a Comment

Iklan